Kamis, 29 Mei 2008

Supply Chain Management (SCM)

SCM (supply chain managemet) adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Manufakturing dengan konsep KANBAN atau Just In Time (JIT) yang ditemukan oleh Toyota merupakan konsep SCM yang paling awal. Kemudian pada tahun 1990-an, perusahaan- perusahaan AS memulai menerapkan sistem SCM, yang mana merupakan kombinasi dari konsep JIT dengan genetic algorithm, Theory of Constraint (TOC) dan internet.

Tujuan utama dari SCM adalah pernyerahan/pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.

Dengan adanya supply chain management (SCM) hubungan antara perusahaan dengan supplier serta perusahaan dengan distributor akan menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena dengan adanya supply chain management (SCM) supplier akan selalu berusaha untuk menyerahkan atau mengirimkan bahan-bahan bakuatau barang-barang yang dibtuhkan oleh perusahaan secara tepat waktu dan sesuai dengan pesanan perusahaan. Lalu perusahaan sendiri akan selalu berusaha menyerahkan atau mengirimkan produk-produknya kepada distributor dengan tepat waktu dan sesuai dengan pesanan para distributor. Begitu juga halnya dengan distributor, dengan adanya SCM (supply chain management) ini distributor akan berusaha untuk menyerahkan produk-produk kapada para retailer secara tepat waktu dan sesuai dengan yang diinginkan oleh para retailer.

Semakin majunya teknologi saat ini khususnya dalam bidang telekomunikasi seperti internet, perusahaan, suppplier, dan distributor bisa saling bekerjasama untuk membangun suatu supply chain shingga terbentuklah apa yang disebutdengan virtual company. Dengan adanya internet, supplier bisa mengetahui database perusahaan, sehingga merekbisa mengetahui lebih cepat yang yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga mereka bisa segera mengirimkannya lebih cepat. Sama halnya dengan supplier, perusahaan juga bisa mengetahui database dari supplier, sehingga mereka bisa mengetahui bahan atau barang baru yang dimiliki oleh supplier yang berkaitan dengan kegiatan produksu perusahaan, serta perusahaan juga bisa mengetahui apakah pesanannya sudah masuh ke dalam database supplier atau belum, dan juga dapat mengetahui jadwal pengiriman bahan atau barang dari supplier ke perusahaan. Selain itu perusahaan juga bisa mengetahui database dari distributor, sehingga perusahaan bsa segera mengirimkan barang yang sedang dibutuhkan oleh distributor. Distributor juga bisa mengetahui database dari supplier dan perusahaan, sehingga mereka bisa mengetahui jadwal pengiriman barangyang mereka perlukan.


Daftar Pustaka

1. www.lmfeui.com/uploads/file22-XXX-Februari-2001.PDF



0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com